Harian Nusantara, BOGOR – Saat ini masalah stunting menjadi ancaman utama terhadap kualitas hidup masyarakat, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa sebab anak-anak yang stunted mengalami ganguan pertumbuhan fisik (bertubuh pendek/ kerdil), mudah terkena penyakit, dan terganggu perkembangan otaknya.
Tentu saja hal ini sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.
Bentuk kontribusi Baznas Kota Bogor dalam upaya penanganan Stunting, mendistribusikan 1 ton beras Nutrizinc. Penyaluran dilaksanakan di Kelurahan Pasirjaya, Kecamatan Bogor Barat.
Kegiatan Pendistribusian Beras Nutrizinc, dihadiri Waka 1, Subhan Murtadla, Waka 2 Nurdat Ilmansyah, Camat Bogor Barat, Lurah Pasirjaya, DPPKB dan IWAPI.
Menurut Waka 1 Baznas Kota Bogor, Subhan Murtadla bahwa penyaluran beras Nutrizinc ini, hasil panen padi yang telah ditanam Baznas bersama Kelurahan Pasir Jaya.
“Alhamdulillah hasil panen padi Nutrizinc, sebesar 1 ton sudah dapat disalurkan pada masyarakat yang terdampak stunting, hari ini disalurkan 500 kg untuk Kelurahan Pasirjaya dan 500 kg akan didistribusikan ke kelurahan lainnya,” ungkapnya.
Sebelumnya, Baznas Kota Bogor telah bekerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Kelurahan Pasir Jaya, menginisiasi sebuah program dalam membangun ekosistem percepatan penurunan stunting, yang dimulai dengan penanaman padi Nutrizinc pada bulan Maret 2024, di lahan yang berada di dalam area kebun penelitian tanah di Kelurahan Pasir Jaya, Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Padi, lahan untuk penanaman Padi Nutrizinc disediakan 3 hektar tahap pertama baru ditanami 5000 M2.
“Untuk dapat memenuhi keperluan masyarakat, dengan jangkauan 68 kelurahan, bentuk kerjasma ini akan terus di tingkatkan produksi padinya, target penanaman menjadi 3 hektar yang dapat menghasilkan 10 ton beras, ini sebagai upaya besar kita mencegah stunting,” imbuhnya.
Subhan menyebut bahwa kolaborasi yang dilakukan ini tidak hanya bertujuan untuk pengentasan stunting, tapi juga sebagai upaya menangani kemiskinan ekstrem.
Pengentasan stunting dan mengatasi kemiskinan tidak hanya bisa dilakukan oleh pemerintah seorang diri, masih kata Subhan, tentunya harus semua pihak berkontribusi karena stunting ini menjadi persoalan bersama sehingga semua pihak harus bersatu.
“Baznas akan terus mengajak masyarakat, untuk bersama-sama ikut berkontribusi menangani stunting, dengan bentuk kesadaran berzakat, infaq dan shodaqoh melalui Baznas Kota Bogor,” ujarnya.
“Stunting telah dinyatakan sebagai musuh paling berbahaya bagi bangsa dan negara. Diperlukan sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak untuk mengatasi permasalahan ini, oleh karena itu perlu kerjasama lintas sektoral lantaran stunting ini membutuhkan sistem pembangunan yang terintegrasi,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Ketua 2, Nurdat Ilmansyah menambahkan bahwa kandungan nutrisi padi Inpari Nutrizinc ini berbeda dengan varietas padi lainnya. Kandungan zinc dalam beras Inpari Nutrizinc mencapai 34 ppm, rata-rata varietas lain hanya 16 ppm.
Mulai tahun 2024, lanjutnya, Baznas akan terus meningkatkan luasan areal penanaman, untuk meningkatkan produksi hasil penanaman Inpari Nutrizinc di Kota Bogor.
“Pada awalnya Maret 2024 kita sudah menanam padi seluas 5000 M2, selanjutnya penanaman tahap ke 2 akan dilakukan penanaman seluar 3 Ha, dengan hasil produksi beras 10 ton” tegasnya.
Adapun program penuntasan stunting merupakan zakat perusahaan yang diterima dari Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, ZIS ASN, Perorangan dari Masyarakat, Perusahaan Swasta, serta UPZ – UP Sekolah.
“Semakin besar ZIS yg terhimpun di Baznas Kota Bogor, semakin besar pula Beras Nutrizinc dapat diterima oleh masyarakat, serta dapat meluas jangkauan dalam sebaran pendistribusiannya se-Kota Bogor,” pungkasnya.
Program Kolaboratif ini menjadi Solutif sebagai percontohan pengadaan beras nutrisi kualitas baik untuk zero stunting, serta dapat menyerap untuk kebutuhan tingkat provinsi dan nasional. (R-007)