Jakarta – Starlink disebut akan mengerjakan proyek pengadaan layanan internet untuk tempat terpencil. Fakta ini menciptakan perusahaan penyedia internet pada negeri bingung.
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Jaringan Internet Indonesi (APJII) Muhammad Arif mengungkapkan berita tentang keterlibatan Starlinnk di proyek penyediaan internet ke wilayah tertinggal, terdepan, dan juga terluar (3T) menyebabkan perusahaan penyedia internet lokal bertanya-tanya.
Pasalnya, proyek penyediaan internet di dalam wilayah 3T yang disebutkan didanai oleh dana universal service obligation (USO) yang berasal dari partisipasi perusahaan lokal.
Menurut Arif, semua perusahaan penyedia jaringan internet menyisihkan 1,25 persen dari pendapatan kotor dia untuk USO. Skor sumbangan yang dimaksud mencapai Rupiah 3 triliun per tahun.
Oleh dikarenakan itu, perusahaan internet lokal bertanya-tanya ketika proyek penyediaan jaringan internet pada wilayah 3T justru diberikan terhadap Starlink yang baru beroperasi.
“Starlink baru bulan April-Mei datang, segera dikasih proyek. Enggak make sense itu kan?” katanya, hari terakhir pekan (31/5/2024).
Arif menegaskan bahwa perusahaan lokal menggalang penuh acara USO pemerintah, termasuk kewajiban kontribusi 1,25 persen.
Namun, dia menyarankan agar proyek 3T diserahkan untuk perusahaan lokal yang telah lama beroperasi pada Negara Indonesia dan juga berkontribusi terhadap USO.
“Cuma pada kita sudah ada menyumbang area 3T. Malah langsung, yang baru satu bulan secara langsung dikasih, ya kita kan kecewa juga.”
Artikel Selanjutnya Alasan Warga Bandung Pakai Starlink Rela Bayar Mahal
Artikel ini disadur dari Starlink Masuk Langsung Dapat Proyek Pemerintah, APJII Bingung