Harian Nusantara, BOGOR – Lebih dari 90% usaha di Jawa Barat merupakan usaha mikro yang rentan terhadap perubahan ekonomi serta menghadapi keterbatasan akses pembiayaan dan kelembagaan yang belum optimal.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim IPB University kembali melaksanakan program Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) dengan fokus pada pendampingan usaha pengolahan ayam di Desa Mangkubumi, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, belum lama ini.
Program ini dirancang untuk memperkuat kelembagaan usaha mikro melalui pembentukan koperasi produsen, yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan memperkuat ekonomi lokal.
Kegiatan yang berlangsung pada 29 November hingga 1 Desember 2024 lalu ini menyasar Paguyuban Ambu Geulis, sebuah komunitas pengrajin olahan ayam khas Ciamis. Melalui serangkaian pelatihan dan pendampingan, program ini berupaya meningkatkan keterampilan manajerial, kualitas produk, dan memperluas jangkauan pemasaran usaha mikro.
Dr. Ir. Ujang Sehabudin, MSi, selaku ketua tim pelaksana, menjelaskan pentingnya penguatan kelembagaan usaha bagi keberlanjutan UMK. “Dengan membentuk koperasi produsen, pelaku usaha dapat meningkatkan posisi tawar, mempermudah akses ke pembiayaan, dan memperluas pasar. Ini adalah langkah penting agar UMK di Jawa Barat lebih tahan menghadapi perubahan ekonomi,” ungkap Dr. Ujang.
Melibatkan tim dosen lainnya seperti Dr. Adi Hadianto, Dr. Dian Herawati, dan Bahroin Idris Tampubolon, SE, MSi, kegiatan ini mencakup pelatihan teknis, manajemen usaha, dan strategi pemasaran. Pendampingan ini juga disertai dengan kunjungan ke lokasi produksi untuk melihat langsung proses pengolahan ayam dan memberikan solusi dalam meningkatkan efisiensi produksi.
Tim Dospulkam, Bahroin Idris menekankan pentingnya pencatatan keuangan yang baik untuk pelaku usaha mikro.
“Pencatatan keuangan yang baik sangat penting untuk mengevaluasi usaha dan mempermudah akses ke lembaga keuangan. Dengan pencatatan yang rapi, pelaku usaha bisa lebih mudah mengembangkan usahanya,” jelas Bahroin Idris.
Dengan pembentukan koperasi produsen, diharapkan usaha pengolahan ayam di Desa Mangkubumi dapat berkembang lebih pesat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menjadi contoh keberhasilan pengembangan ekonomi berbasis kelembagaan formal.
Antusiasme masyarakat terlihat dari partisipasi aktif mereka selama kegiatan berlangsung. Salah satu anggota paguyuban, Lulu, menyampaikan harapannya agar program ini dapat terus berlanjut.
“Selama ini kami memang sering melihat dosen pulang kampung, tapi baru kali ini kami mendapatkan program pengabdian yang benar-benar ‘dosen pulang kampung’ berbagi keilmuan dan pengalamannya. Pendampingan seperti ini sangat membantu kami dalam meningkatkan kualitas produk dan memperluas pasar. Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi program rutin agar usaha kami semakin berkembang,” ungkap Lulu.
Dengan dukungan dari IPB University, Paguyuban Ambu Geulis diharapkan mampu menjadi model usaha berbasis komunitas yang sukses, serta menginspirasi desa-desa lain dalam memberdayakan potensi lokal untuk kemajuan ekonomi.