Foto  

Bus Wisata dan juga Libur Sekolah: Panduan Keselamatan untuk Orang Tua & PengelolaWisata

Bus Wisata kemudian juga Libur Sekolah: Panduan Keselamatan untuk Orang Tua & PengelolaWisata

JAKARTA – Belakangan bus pariwisata terus menjadi sorotan. Hal ini buntut terjadinya sejumlah kecelakaan yang tersebut menghadirkan rombongan study tour. Menjelang libur sekolah, upaya jangka pendek pada menangani bus pariwisata perlu dilakukan.

Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, pihak terkait penting memberi perhatian besar pada angkutan bus pariwisata setiap Juni-Juli 2024.

Itu merupakan momen libur panjang anak sekolah yang mana biasanya dimanfaatkan dengan mengadakan study tour.

“Perlu upaya jangka pendek untuk mengelak kecelakaan mobil bus pariwisata. Kampanye masif harus dijalankan agar warga berubah menjadi lebih tinggi peduli terhadap keselamatan menggunakan bus pariwisata,” kata Djoko pada informasi tertulis.

Wakil Ketua Pemberdayaan serta Pengembangunan Wilayah Publik Transportasi Nusantara (MTI) Pusat itu mengusulkan penanganan bus wisata jangka pendek. Apa saja?

1. Cara pertama dapat direalisasikan komunitas dengan mengecek uji laik jalan (kir) kendaraan melalui aplikasi mobile laman ‘Mitra Darat’.

2. Selanjutnya adalah meyakinkan kelengkapan keselamatan penumpang, seperti seat belt (sabuk pengaman). Berikutnya selalu mengecek SIM pengemudi, STNK bus wisata, juga buku uji laik jalan (kir) sebelum melakukan perjalanan.

3. Pengelola wisata juga diminta untuk menyediakan tempat istirahat yang mana layak bagi pengemudi bus. Hal ini untuk meyakinkan pengemudi dapat beristirahat dengan optimal sehingga memiliki keadaan yang digunakan fit pada waktu melanjutkan perjalanan.

“Kota-kota tujuan atau destinasi wisata diwajibkan menyediakan tempat istirahat yang mana layak bagi pengemudi. Agar pengemudi bukan tidur di dalam pada bagasi bus dan juga selain kualitas istirahat tiada berkualitas, juga sangat tidak ada manusiawi,” ungkap Djoko.

4. Djoko juga memohon terhadap pengusaha perusahaan bus pariwisata untuk menyediakan minimal dua sopir di satu bus. Hal ini untuk mengurangi pengemudi kelelahan akibat mengendarai bus pada waktu yang dimaksud panjang.

5. Regulasi sopir bus penting dibuat. “Hal ini di antaranya tentang pengaturan waktu kerja kemudian libur bagi mereka. Hal ini khususnya terkait aspek keselamatan angkutan untuk mengurangi kecelakaan terulang lagi,” ujarnya.

Sebagai informasi, beberapa jumlah pemerintah kota pada waktu ini telah dilakukan melakukan pembatasan perjalanan stoudy tour. Hal ini dikerjakan untuk menghindari terjadinya kembali kecelakaan yang digunakan menewaskan belasan pemukim seperti yang mana terbentuk pada Subang,JawaBarat.

Artikel ini disadur dari Bus Pariwisata dan Libur Sekolah: Panduan Keselamatan untuk Orang Tua & PengelolaWisata

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *