DKI Jakarta – Guru besar bidang ilmu gizi kesejahteraan masyarakat dari Fakultas Kesejahteraan Warga Universitas Indonesia Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, MPH menyampaikan bahwa komposisi gizi daging nabati berbeda dengan daging hewan.
Meskipun dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai daging hewan, ia mengatakan, komposisi asam amino pada daging nabati yang digunakan dibuat dari tumbuhan jelas berbeda dengan daging hewan.
Dalam acara peluncuran item daging segar di Jakarta, Kamis, ia menjelaskan bahwa sumber protein hewani seperti daging unggas kemudian sapi, ikan, udang, susu, kemudian telur mengandung sembilan asam amino esensial dari 20 jenis asam amino pembentuk protein yang digunakan dibutuhkan untuk perkembangan juga perkembangan anak.
"Sudah pasti zat asam amino esensial, serta semuanya itu berbeda," katanya.
Di samping itu, daging nabati tergolong makanan olahan yang dimaksud proses pembuatannya dapat mencakup penambahan komponen penguat rasa kemudian pewarna.
"Apalagi itu kemungkinan besar melalui proses, jadi itu juga sebaiknya kita tidak ada terlalu berbagai mengkonsumsi processed food seperti itu," kata Sandra.
"Itu sebenarnya kan hanya saja untuk rasa, supaya vegetarian tak bosan dengan makanan merekan yang mana hanya saja sayuran juga buah-buahan," katanya.
Dia juga menyampaikan, klaim bahwa makanan baik bergizi hanyalah sayur dan juga buah-buahan tiada berlaku untuk semua orang.
"Tentu harus kita sesuaikan dengan kondisi. Misalnya penduduk yang digunakan mempunyai keadaan khusus, mungkin saja semata klaim itu benar, tapi bagi anak-anak, protein hewani lah yang mana paling dia butuhkan," katanya.
Artikel ini disadur dari Ahli: Kandungan gizi daging nabati berbeda dengan daging hewan